Pages

Friday, July 16, 2010

JENNY (FESTIVALIST)

Not Deaf, Hold Ears !
HEARING TO

Ungkapan sebuah statemen kepada publik. Bertajuk manifesto yang menjadi phantasm, menjadi empat pemuda di Yogyakarta yang membungkus ingenuitas mereka di usungan hits-hits mereka. Lick – lick guitar crunchy yang bermelodi dan catchable to play and hear , rapi dan menginspirasi. Bass yang sibuk bercinta dengan beat-beat drum bertenaga, bukan sekedar pelengkap, tapi unsur yang mempercantik, riff-riff yang mengikuti alur. Dan lantunan suara layaknya bermalas-malasan , kerap bercerita dan menyuarakan sebuah rayuan untuk berdansa. Inilah JENNY. Bukan yang lain, ini adalah Jenny. Layaknya hidangan pembuka , mati muda yang bersemangat layaknya anthem , dengan memperdengarkan saja mungkin kalian bisa merasakan antusiasme para teman pencerita dengan teriakan teriakan seperti mengelu-elukan keresahan bahayanya apa itu dosa dan pahala.

“Sebuah manifesto nyalakan postmodernisme bungkam para arogan” , terjang para ideal. Dengan lirik yang sebagian besar berbahasa indonesia akan terdengar lebih pedas dan tajam, meredam emosi dengan pemilihan kata kata yang merepresentasikan sesuatu yang baru di dalam kepala. Di 120 yang untungnya didalam lirik dan maknanya yang tidak terdefinisikan dengan baik, Jenny lagi lagi menyusun abjad dan nada itu kembali menjadi sesuatu yang layak didengarkan secara seksama dan dihayati dalam – dalam.




Dengan acuan lirik lirik meng-aku dan kalian pendengar sebagai orang kedua, Jenny mengemas album ini dengan baik. Hitam putih, sederhana dan sekali lagi sangat pantas untuk kalian miliki dan menominasikannya ke dalam playlist mp3 kalian. Album ini adalah ajakan,album ini berniat menjadi sebuah suntikan dalam pola pikir baru. Apakah kalian akan berusia pendek atau kalian sibuk berdansa sambil sedikit memikirkan tarif idealisme kalian. Menghentakkan kaki dan berniat untuk merubah alkohol favorit kalian, atau bahkan protes ke pacar kalian dengan menyanyikan look with who I’m taking to. Itupun kalau kalian punya pacar. Sedikit cerita tentang album launching maret lalu, kings of leon, The strokes, The Ramones ada di dalam kamus musik mereka. Jangan menebak seperti apa lagu-lagu mereka..karena mereka Jenny. Karena mereka adalah sebuah mega epic danceable that will rocks your ear and blow your brain .


Wednesday, July 7, 2010

Kenakalan Remaja

Senang mengabadikan tubuh,yang tak berhalang,
Padahal hanya iseng belakaa....

*
Ketika birahi yang juaraa...
Etika menguap entah kemanaa...
oooowww.....
Nafsu menderu-deru,bikin maluuuuuu...

Rekam dan memamerkan badan dan lainnya...
Munkin hanya untuk kenangan....

BACK TO :*

oooowww.....
Nafsu menderu-deru...susah majuu...

**
Apakah..kita...tersesat...arahh...

Mengapa..kita...tak bisa...dewasa...dewasaa...



oooowww.....
Nafsu menderu-deru...bikin maluuuuuu...

oooowww.....
Nafsu menderu-deru...susah majuu... 

Kenakalan Remaja di Era Informatika
(EFEK RUMAH KACA)


Kenakalan remaja adalah suatu tindakan menyimpang dan melampaui batas atau norma- norma hukum. perilaku yang mereka lakukan berdampak negatif dan buruk bagi orang lain ataupun mereka sendiri. 
contoh kenakalan remaja seperti tawuran, ngelakuin seks bebas, narkotika, alkohol dan sebagainya.

3 hal yang berperan penting dalam hal ini, yaitu:
  • Keluarga
  • Pergaulan
  • Remaja itu sendiri
Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah
kepada kenakalan remaja :
  1. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
  2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
  3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
  4. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.
  5. Anak-anak yang suka berbohong.
  6. Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di rumah.
  7. Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.
  8. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian. 

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Monday, July 5, 2010

KOMUNITAS PHOTOGRAPHY JOGJAKARTA

“Fotografi adalah seni untuk menulis dengan cahaya”

Photography atau dalam bahasa Indonesia Fotografi adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa yunani yaitu Photo dan Graphy. Photo bisa diartikan sebagai cahaya dan Graphy berarti menulis, jadi secara bebas dan sederhana mungkin kita bisa mengartikan sebagai seni menulis dengan cahaya.
Setidaknya itulah secara sederhana saya mengartikan kata fotografi, jika Anda ingin definisi yang lebih formal bisa dilihat di berbagai sumber lain.

Dari dasar definisi inilah saya melangkah untuk mempelajari fotografi. Pengetahuan dasar itu saya jadikan alat untuk menelusuri ilmu fotografi agar tidak tersesat. Secara sederhana pula sayapun mengalami pencerahan sedikit demi sedikit dari ilmu yang sangat luas ini.

Saya ambil contoh ketika saya mempelajari teknik pemotretan malam hari yang disebut Night Shoot, pada awalnya saya berdiri memandangi landscape gedung-gedung di daerah Pancoran Jakarta, saya mencoba mengambil beberapa jepretan dan berharap hasilnya bisa dinikmati, lebih jauh lagi mempunyai sifat artistik. Tetapi sangat jauh dari perkiraan, hasil yang didapat sangatlah gelap dan blur dimana-mana.
Pembelajaranpun saya lanjutkan dengan mengembalikan kepada definisi yang saya sampaikan diatas, bahwa Fotografi adalah seni untuk menulis dengan cahaya. Saya menurunkan definisi tersebut menjadi teknik yang harus saya gunakan untuk memotret Night Shoot ini. Jika saya menulis di kertas, setidaknya saya harus mempunyai tiga hal, yaitu:
1. Kertasnya sendiri,
2. Alat yang bisa menulis di kertas tersebut, dan
3. Objek apa yang akan saya tuliskan dalam kertas tersebut.
Dari sana pembelajaranpun berlanjut, mungkin bagi kita yang telah lulus pendidikan dasar akan tidak asing lagi dengan menulis, ketika ada tiga hal diatas, sudah tentu kita bisa langsung melakukannya. Tapi hal lain akan berbeda jika anak saya yang baru berusia dua tahun mempunyai tiga hal tersebut, kita ambil contoh ketika dia akan menulis namanya sendiri, saya pernah mencobanya dan hasilnya adalah coretan-coretan yang mendekati huruf-huruf yang merangkaia katanya pun tidak.
Contoh anak saya menulis namanya dengan saya yang melakukan night shoot adalah contoh yang sama yang kita sebut sebagai tahap belajar. Tidak ada yang salah dan benar disini, karena proses belajar adalah bukan untuk dihakimi, justru dengan melakukan kesalahan kita menambah lebih banyak ilmu.

contoh komunitas photography di Jogja.
  •  komunitas flickr jogja
  • komunitas photography amatir jogjakarta ( KOPATA )
  • komunitas photography UPN
  • komunitas photography jogjakarta
  • komunitas photography indonesia.
  • etc.

so, apa anda berminat untuk bergabung dan menikmati keindahan dari dunia pemotretan?